DENPASAR - Sosok milenial yang selalu menjadi jargon Partai Demokrat dalam membuka transisi tokoh senior dan kaum muda mendapat sorotan dari Pembina KNPD Bali, Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa.
Dalam suasana memperingati Hari Pahlawan Nasional, menemui Wira sapaan akrabnya yang juga Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Bali ini mengucapkan selamat Hari Pahlawan. Ia juga menegaskan bahwa untuk generasi muda jangan sampai melupakan sejarah bagaimana bangsa ini tumbuh dan ada.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Ampun, Presiden
|
"Terutama Bung Karno dan Moh. Hatta selaku founder dari bangsa ini, tapi beda perjuangan kita saat ini, bila dijaman milenial ini kita berjuang dengan lidah kita"
Dengan lidah itu dimaksudkan oleh Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry adalah berjuang dengan cara diplomasi, berkreasi. Ia menekankan bahwa peran pemuda sangat diperlukan untuk membangun bangsa ini dengan lebih baik.
"Hal-hal positif dari Partai Demokrat sangat mendukung sekali, seperti organisasi sayap kemarin KNPD (Komite Nasional Pemuda Demokrat) Bali membuat acara seminar, nyekar di taman makam pahlawan Tabanan dan aksi sosial, "sebutnya, Kamis (10/10/2022), di Kantor Partai Demokrat, Renon.
Ia menyarankan kepada kaum muda untuk saatnya pada momentum G20 ini hendaknya ikut menyuarakan, bahkan tidak perlu datang ke tempat G20.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies, JIS, No Rasis
|
"Kita sudah punya platform media sosial, sampaikan apa adanya, apasih yang kita bisa dapatkan dari acara perhelatan G20 ini, karena ada belasan pimpinan negara di dunia ini yang ikut hadir, " ungkapnya dengan mengharapkan bahwa kaum muda untuk tetap kreatif.
Menyikapi kaum muda dan tua yang merupakan transisi dari estafet kepemimpinan, dalam pandangan Wira bahwa kaum tua tidak boleh juga dilupakan untuk didengar nasehatnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Dilema Oligarki Dukung Ganjar
|
"AHY yang merupakan tokoh milineal yang juga memiliki visi dan misi kedepannya bahkan tidak hanya di Indonesia saja, banyak juga pemimpin di luar sana yang berasal dari kaum muda"
Pemimpin yang umurnya diatas 50 tahun itu baginya tetap diperlukan, seperti pandangannya, nasehatnya begitu juga AHY yang selalu meminta petunjuk ayahandanya SBY untuk bagaimana memimpin dan menjaga bangsa ini.
"AHY saya rasa sudah ideal untuk menjadi pemimpin bangsa ini, astungkara" (Ray)